KISAH WARUNG MADURA DI BALI: DARI 24 JAM BUKA HINGGA KESUKSESAN FINANSIAL

LOKADEWATA, DENPASAR – Eka Fikriana dan suaminya Hairullah membuka Toko Hairul & Aan di Jalan Trengguli, Denpasar, Bali, sejak Desember 2023. Pasangan suami dan istri asal Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur, tersebut terpaksa merantau ke Denpasar lantaran tak kunjung mendapatkan pekerjaan di tanah kelahirannya.

Eka dan suaminya mengeluarkan uang puluhan juta untuk membuka warung Madura yang menjual beragam kebutuhan. Salah satu biaya adalah sewa tempat sebesar Rp 22 juta per tahun. Pasangan itu juga tinggal di toko itu.

Eka dan suaminya rela membuka warung Madura hampir 24 jam, dari pukul 05.00 Wita hingga 01.00 Wita, demi meraup cuan. Pendapatan kotor dari toko tersebut antara Rp 1,2 juta hingga Rp 3 juta per hari.

“Paling laris itu rokok bisa laku 10-20 bungkus sehari,” ungkap Eka, Selasa (23/4). Produk lain yang diburu oleh pembeli adalah minuman ringan karena bisa laku hingga 30 botol per hari.

Para pembeli, Eka melanjutkan, juga kerap membeli Pertalite dan minuman beralkohol. Mereka berdatangan saat malam hari. Walhasil, dia belum bisa memutuskan apakah akan mengikuti imbauan Kelurahan Penatih agar warung Madura tidak buka 24 jam. “Mau berembuk sama suami dulu,” tuturnya.

Eka menerangkan tak jarang pembeli berutang sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu. “Kalau dulu banyak (yang berutang), makanya sekarang ini saya tulis itu (tak boleh utang),” ungkap perempuan berusia 23 tahun tersebut.

Lain lagi dengan Siti Aisyah. Perempuan asal Sumenep ini menjadi pegawai di Toko Anugrah bersama suaminya, Marhalis. Adapun, pemilik warung Madura tersebut justru tinggal di Sumenep.

Siti dan Marhalis menjadi pegawai Toko Anugrah sejak dua bulan lalu. Mereka bergantian menjaga warung Madura yang buka 24 jam tersebut.

“Biasanya kami gantian berjaga, Suami tugas dari pukul 18.00 Wita sampai 05.00 Wita,” kata perempuan berusia 36 tahun tersebut.

Bahkan, Siti, Marhalis, dan anaknya tinggal di warung yang berukuran sekitar 10 meter persegi itu. Tujuannya, agar mudah menjaga toko dan mengirit pengeluaran.

Menurut Siti, barang paling laku di Toko Anugrah adalah rokok, minuman dingin, dan mi instan. Pendapatan kotor warung Madura yang buka 24 jam itu bisa mencapai Rp 7 juta per hari.

“Kalau malam Minggu bisa Rp 8 juta,” terang Siti. Namun, dia enggan membeberkan gaji yang diterima selama menjaga toko.

Siti menyayangkan terbitnya imbauan dari Kelurahan Penatih yang mengingatkan warung Madura tidak buka 24 jam. Sebab, bisa membuat pendapatan toko tersebut menurun. “Namun, kalau memang aturan, ya diikuti,” ungkapnya pasrah. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *