TEKNOLOGI AI HINGGA CHATGPT TAK AKAN KURANGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA

LOKADEWATA- Adanya teknologi Artificial Intelligence (AI) hingga ChatGPT dinilai tak akan mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja, utamanya di Indonesia.

Praktisi Senior Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Sri Safitri, para pekerja tak perlu merasa terancam atas teknologi baru mulai dari kecerdasan buatan, blockchain, komputasi awan, hingga data science. Sebab, seluruhnya tetap membutuhkan manusia sebagai pengendali.

“Jangan pernah lupakan bahwa rumpun ChatGPT yakni artificial intelligence, itu ada kata art di bagian depannya. Ada kata seninya, dan itu semua hanya akal dan perasaan dari manusia yang bisa mengendalikannya,” ujar Sri, Kamis (18/5).

Sri yang juga Head of Digital Vertical Ecosystem PT Telkom Indonesia itu menilai, kecerdasan buatan yang tengah naik daun seperti ChatGPT, tidak akan bisa memberikan jawaban yang bagus, menarik, dan praktis dibandingkan para ahli.

“Kehadiran beragam teknologi itu harus digenapi sisi pengalaman terbaik bagi masyarakat dengan simplifikasi proses bisnis,” jelasnya.

Rektor Telkom University, Adiwijaya, mengatakan profesi tertentu tidak serta merta hilang dengan kehadiran teknologi. Menurutnya, manusia tetap sebagai pengendali arah teknologi.

“Sebab, secepat apa pun teknologi, dia akan tetap butuh pengendali logika operasional yang bertumpu pada akal manusia. Jangan lupa kalau apps tidak akan paham logika dan konteks soal modal bergulir, kapan harus menyertakan modal. Konteks ini hanya dimiliki manusia,” tambahnya. (AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *