PEMKOT DENPASAR PERKENALKAN PROGRAM DEWI SITA UNTUK PENGEMBANGAN DESA WISATA SERANGAN

DENPASAR, LOKADEWATA – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar terus berupaya menjadikan Desa Wisata Serangan sebagai destinasi unggulan melalui peluncuran program Desa Wisata Serangan Terintegrasi (Dewi Sita). Program ini bertujuan mewujudkan pariwisata berkelanjutan yang menggabungkan pelestarian budaya, keseimbangan ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Dewi Sita bukan hanya sekadar program pariwisata, tetapi juga inisiatif untuk menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat, lingkungan, serta adat dan budaya Desa Serangan,” ujar Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sabtu (30/11).

Jaya Negara menyebut program ini sebagai langkah transformasi pariwisata berkelanjutan, yang diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia. Inisiatifnya meliputi pengelolaan wisata berbasis masyarakat, promosi wisata ramah lingkungan, dan pemberdayaan UMKM lokal untuk mendorong ekonomi sirkular.

“Program ini bertujuan meningkatkan daya tarik Desa Serangan sebagai destinasi unik sambil menjaga harmoni antara manusia, budaya, dan alam,” tambahnya.

Kepala Dinas Pariwisata Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti, menjelaskan bahwa program Dewi Sita mencakup sepuluh inovasi. Di antaranya adalah *Paruman Dewi Sita* oleh Dinas Perkim yang menyediakan rumah layak huni untuk mendukung pariwisata berbasis masyarakat miskin, serta *Selaras Dewi Sita* oleh Dinas Sosial yang memberdayakan perempuan melalui pelatihan dan program keluarga harapan.

Inisiatif lainnya termasuk *Lekas Bisa Wujudkan Dewi Sita* oleh Dinas PMD yang mengembangkan pariwisata komunitas, *Sigap Dewi Sita* oleh Dinas Damkar yang menyediakan unit pemadam kebakaran di Desa Serangan, hingga *Makin Dekat Makin Bersih Dewi Sita* oleh Dinas Lingkungan Hidup yang meluncurkan bank sampah dan program pengelolaan lingkungan ramah lingkungan.

Riyastiti menambahkan bahwa Desa Wisata Serangan, yang sebelumnya meraih penghargaan nasional sebagai Desa Wisata Rintisan Terbaik III pada 2023, kini diarahkan menjadi desa wisata mandiri dan maju.

“Dengan kerja sama semua pihak, kami berharap Dewi Sita mampu membawa perubahan besar, menjadikan Desa Serangan sebagai ikon pariwisata berkelanjutan di Bali yang berlandaskan harmoni antara manusia, budaya, dan alam,” tutup Riyastiti. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *