JADI BAHAN LELUCON, JURUS GPS KETUA TIM STRATEGI DENGAN MUDAH DIPATAHKAN PARA BUZER

LOKADEWATA, DENPASAR – Kekalahan pasangan Mulia-Pas dalam kontestasi politik tidak terlepas dari kesalahan fatal mereka dalam menunjuk tim sukses. Salah satu figur yang menjadi sorotan adalah Gede Pasek Suardika (GPS).

Alih-alih membawa dampak positif, gaya komunikasi GPS yang dinilai agresif dan sering kali menyerang pribadi lawan justru menjadi bumerang yang merugikan kampanye Mulia-Pas.

Terbukti di detik-detik hari pencoblosan beberapa isu fitnah yang dilempar untuk menyerang dan menjatuhkan pribadi istri Bapak Wayan Koster justru menjadi umpan lambung bagi para buzer yang akhirnya menarik banyak perhatian publik di media sosial.

Melihat ibu Putri Koster yang nama dan karakternya di bunuh melalui isu sara dan fitnah keji dimedia sosial, justru dimanfaatkan oleh para tim buzer 02 membangun opini positif dan mendatangkan simpati dari kalangan ibuk-ibuk dan remaja perempuan.

Sering kali serangan GPS terhadap kubu Koster-Giri dianggap tidak relevan dan tidak memiliki substansi yang kuat. Sebagian besar kritik yang dilontarkan lebih terkesan emosional, tanpa memberikan solusi konkret atau gagasan yang menarik. Lebih cendrung menggunakan tuduhan tanpa bukti dan data yang kuat sehingga terkesan seperti gosip murahan.

Hal ini menciptakan persepsi di kalangan masyarakat bahwa Mulia-Pas lebih fokus pada strategi menyerang pribadi calon ketimbang menyampaikan visi dan misi atau pogram yang jelas.

Kesalahan ini berimbas pada citra pasangan Mulia-Pas. Alih-alih menarik simpati, kampanye mereka dinilai berisi kegaduhan yang tidak memberikan nilai tambah postif bagi masyarakat Bali.

Netizen, terutama generasi muda yang kritis terhadap isu politik, banyak yang mengecam gaya kampanye ini. Media sosial penuh dengan komentar yang menyebut GPS sebagai beban politik bagi Mulia-Pas.

Lebih parah lagi, GPS dianggap membawa kontradiksi dalam tim. Saat menyerang kebijakan petahana, ia lupa bahwa Mulia-Pas sendiri mengusung janji-janji usang seperti pembangunan Bandara Bali Utara, yang telah terbukti gagal di era sebelumnya.

Serangan ini tidak hanya tidak efektif, tetapi juga memperkuat narasi bahwa Mulia-Pas tidak memiliki arah strategis yang jelas.

Pada akhirnya, kesalahan dalam memilih GPS sebagai ketua strategi di tim 01 dinilai oleh beberapa kalangan pengamat politik menjadi salah satu penyebab utama kekalahan Mulia-Pas.

Blunder ini menunjukkan lemahnya evaluasi dalam strategi kampanye, sekaligus menguatkan persepsi publik bahwa pasangan ini belum siap untuk memimpin Bali dengan pendekatan yang matang dan solutif. (G.Wawan/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *