KISAH PENUH PENDERITAAN KORBAN KEBAKARAN KOS-KOSAN, HANYA TERSISA BAJU DI BADAN

LOKADEWATA, DENPASAR – Sebanyak 83 korban kebakaran di Jalan Sekar Sari Nomor 3, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Bali, untuk sementara diungsikan ke musala terdekat. Salah satu korban adalah Nurul Hasanah. Perempuan asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang telah menetap lima tahun di salah satu kamar kos yang terbakar tersebut.

Nurul mengungkapkan tak ada satu pun barang berharga yang bisa diselamatkan. Mulai dari uang tunai hingga simpanan perhiasan emas. Total kerugian yang dialami Nurul keluarganya mencapai sekitar Rp 100 juta.

“Tidak ada (barang) yang bisa diselamatkan. Cuma sehelai baju di badan saja sama anak,” ungkapnya saat di lokasi kebakaran, Minggu (3/3).

Nurul menuturkan saat kebakaran itu dia tengah memasak untuk persiapan acara tahlilan. Lokasi kamar kosnya tak begitu jauh dari sumber api yang berasal dari salah satu kamar kos lain.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi begitu cepat. Seluruh penghuni kos, termasuk Nurul dan suaminya, langsung berhamburan keluar kamar ketika mengetahui api mulai melahap bangunan kos-kosan.

Meskipun tak bisa menyelamatkan barang berharga, Nurul mengaku bersyukur dia dan keluarganya dapat keluar dengan selamat tanpa mengalami luka. Dia berencana untuk sementara waktu menumpang di tempat tinggal saudara.

“(Pasca kebakaran) Menumpang dulu dan kalau sudah jadi (bangunannya) ke sini lagi,” ujar Nurul.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty merinci dari 83 korban kebakaran terdapat lima balita, 73 dewasa, dan lima remaja. Sejauh ini Dinsos sudah melakukan asesmen terhadap para korban terdampak kebakaran.

“Kalau di kami Dinsos tiga sampai empat hari program permakanan (konsumsi) jalan sembari kami melihat volume mereka. Jika jumlah mereka lebih banyak tinggal di rumah tetangga, sahabatnya, dan memerlukan makanan kami tetap drop lewat kepala dusun,” katanya saat ditemui di lokasi kebakaran.

Dinsos, Laxmy melanjutkan, hingga kini masih menunggu kedatangan logistik. Para korban akan mendapatkan bantuan konsumsi pada sore dan malam hari.

“Tadi saya lihat sudah ada saudara-saudara mereka yang juga membawa baju bekas. Tidak ada korban jiwa. Namun, kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan agar melakukan pengecekan kesehatan (kepada korban),” terang Laxmy.

Dia menuturkan dari puluhan korban hanya ada dua orang yang ber-KTP Denpasar. Sedangkan, puluhan korban lain mayoritas berasal dari Lombok dan sisanya dari Banyuwangi. Rata-rata mereka berprofesi sebagai kuli angkut pasir.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan besok secara administrasi karena mereka tidak dapat memperlihatkan KK masalahnya. Mungkin mereka sementara di sini sehingga kalau SOP kami tetap program permakanan dengan Tagana di bidang perlindungan jaminan sosial,” beber Laxmy. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *