EKONOMI BALI TUMBUH 5,71% Pada 2023, PULIH SEBELUM PANDEMI COVID-19

LOKADEWATA, DENPASAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata sepanjang 2023 mencapai 5,71 persen. Angka itu menandakan pertumbuhan ekonomi Bali telah pulih seperti pada 2019 lalu sebelum pandemi COVID-19 sebesar 5,60 persen.

Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan pertumbuhan ekonomi Bali pada 2023 didorong oleh beberapa hal. Satu di antaranya bisa dilihat dari sisi lapangan usaha.

Ada berbagai kategori dalam sisi lapangan usaha. Dari sekian kategori itu, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta pengadaan listrik dan gas mencatat pertumbuhan nilai tambah tertinggi serta menjadi sumber pertumbuhan utama ekonomi Bali.

Transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,29 persen, akomodasi dan makan minum tumbuh 16,16 persen, pengadaan lstrik dan gas tumbuh 13,84 persen, jasa keuangan dan asuransi tumbuh 13,35 persen secara kumulatif ke kumulatif.

“Semakin menggeliatnya pariwisata dan aktivitas masyarakat mendorong peningkatan transaksi finansial di Bali yang tercermin dari tingginya pertumbuhan di lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi,” jelas Endang di kantornya, Senin (5/2).

Selain lapangan usaha, sisi pengeluaran juga menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Bali pada 2023. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri mencatatkan pertumbuhan nilai tambah tertinggi.

Endang mengungkapkan ekspor luar negeri menjadi sumber pertumbuhan utama ekonomi Bali yang mencapai 103,13 persen. Menurutnya, hal ini didorong oleh kinerja pariwisata yang semakin pulih dan mendekati kondisi sebelum pandemi.

Selain ekspor luar negeri, pertumbuhan ekonomi Bali dari sisi pengeluaran juga ditopang oleh konsumsi rumah tangga mencapai 5,57 persen. “Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor utama ekonomi Bali tumbuh lebih cepat di atas 5 persen,” ucap Endang.

Tak hanya itu, perekonomian Bali yang membaik juga tercermin dari peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita menjadi Rp 62,28 juta per orang. Nilai ini telah melampaui level sebelum pandemi yang berada di angka Rp 57,76 juta pers orang pada 2019.

Endang mengungkapkan jumlah kunjungan wisman di 2023 yang masih kurang 1 juta lebih dibandingkan 2019 tak membuat pertumbuhan ekonomi Bali 2023 melemah. Pertumbuhan ekonomi Bali justru lebih tinggi dari 2019.

“Ada efek teknologi digitalisasi penjualan melalui medsos (dan) e-commerce. Kemudian bagaimana pola belanja wisman berpengaruh sekali, apalagi pascapandemi,” terang Endang. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *