GURU SMP NEGERI 2 KUTA JAMBAK SISWA, KLAIM HANYA MENEGAKKAN ATURAN SEKOLAH

LOKADEWATA, BADUNG – IDNP tidak pernah menyangka niat menegakkan aturan sekolah berujung dilaporkan orang tua siswa ke polisi. Guru olahraga SMP Negeri 2 Kuta, Kabupaten Badung, Bali, ini dilaporkan karena dituding melakukan kekerasan kepada siswanya saat inspeksi mendadak (sidak) rambut.

IDNP sebelumnya pernah menegur muridnya berinisial F agar mau mencukur rambut. Sebab, sudah beberapa kali mendapat peringatan atas penampilan rambutnya yang dinilai kurang rapi. Tetapi kabarnya teguran itu tak pernah diindahkan.

Hingga akhirnya pada 3 Oktober 2023, IDNP terpaksa mencukur rambut siswa kelas VIII itu di sekolah. Tanpa disangka, salah satu siswa merekam kejadian itu. Videonya tersebar dan heboh di media sosial (medsos).

“Saya dikatakan mem-bully-nya (siswa), ada kekerasan. Bagi saya pribadi, itu hanya untuk menegakkan aturan sekolah, itu pertama. Kemudian sebagai guru, saya bukan hanya mengajar, saya juga pembina, pendidik, dan pembimbing. Niat untuk mencelakakan siswa? Tidak ada,” tutur IDNP, Senin (20/11).

Dia menuturkan F belum menjalankan permintaan sekolah untuk mencukur rambut sesuai aturan. Menurut para guru, kata IDNP, rambutnya F masih tergolong panjang di bagian depan sehingga perlu dirapikan.

“Awalnya ada sidak. Dua hari setelah itu saya sempat bertemu F dan saya lihat rambutnya masih panjang. Saya menegurnya, bertanya apakah dia tidak kena sidak? Lalu saya minta dia agar cukur di luar atau di rumahnya. Dia menjawab ‘ya’ lalu dia berlalu,” tutur IDNP.

Singkat cerita, setelah peringatan beberapa kali, ia tak sengaja bertemu F di lapangan basket dan melihat rambutnya masih panjang. Saat itu IDNP sempat mengatakan akan mencukur rambut F jika peringatan diabaikan alias tidak merapikan sendiri di luar sekolah.

“Kebetulan saat itu sudah jam istirahat, ada beberapa anak (murid). Pas akan mau cukur, saya pegang rambutnya saya rasa masih panjang. Ketika akan potong, F menolak, memberontak. Tentu saya pegang lebih kuat, kesannya seperti menjambak,” kilah IDNP.

“Saya tidak berani cukur kalau dia masih gerak-gerak begitu. Takut bisa kena tangan saya atau kepala dia. Makanya saya pegang kuat dan kesannya memang terlihat seperti menjambak. Saya pegang lebih kuat,” sambungnya.

Tak lama, F mau rambutnya dicukur. Setelah itu, situasi mencair. Keduanya bertemu seperti biasa. IDNP sama sekali tidak merasa bahwa saat itu ia direkam oleh salah satu siswa.

“Saya tidak cukur sembarang dan saya berani klaim rapi. Karena ada perlawanan itu yang bikin saya pegang (rambut F) lebih kuat,” tegasnya.

IDNP mengaku sedih atas kejadian itu. Namun, ia menegaskan apa yang dilakukannya murni untuk menegakkan aturan sekolah terkait disiplin dan kerapian. “Tapi saya akan hadapi, tidak akan pernah mangkir jika saya diperiksa (di Polres Badung),” pungkasnya.

Wali kelas F, Kurnia Dewi mengakui telah melapor ke orang tuanya sesaat setelah F dicukur pihak sekolah. Bahkan sebelumnya, Kurnia intens mengabarkan orang tua F soal permintaan sekolah untuk merapikan rambut anaknya.

“Jadi sebatas wali dengan orang tua, saya selalu berkomunikasi. Bahkan orang tua F sendiri yang mengatakan jika diperlukan tindakan di sekolah agar dilakukan saja (cukur),” tegas Kurnia seraya menyebut bukti percakapan pesan itu masih disimpannya. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *