LOKADEWATA, KARANGASEM – Puluhan hektare kebun jambu mete di wilayah Banjar Dinas Temakung, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, gagal panen. Penyebabnya karena panas ekstrem dan sempat diguyur hujan saat mulai tumbuh bunga beberapa bulan lalu.
“Untuk penyebabnya kemungkinan murni karena faktor cuaca mengingat saat ini cuaca panas terik. Sedangkan sebelumnya saat baru mulai tumbuh bunga sempat diguyur hujan sekali, sehingga banyak bunganya rontok,” kata Salah seorang petani jambu mete asal Banjar Temakung I Wayan Semadi saat dikonfirmasi, Kamis (2/11).
Semadi mengatakan di Banjar Dinas Temakung ada sekitar puluhan hektare lahan jambu mete. Namun, jika ditotal di Kecamatan Kubu ada sekitar ratusan hektare yang gagal panen.
Akibat kondisi tersebut, sebagian besar petani jambu mete mengalami kerugian yang cukup besar. Jika sebelumnya petani bisa panen jambu mete mencapai 1-2 ton atau sekitar Rp 300 juta, kini hanya 100-200 kilogram atau Rp 3 juta saja. Bahkan ada yang tidak bisa panen sama sekali.
“Untuk satu kilogram jambu mete harganya sekitar Rp 15 ribu. Bisa dihitung berapa omzet yang hilang dengan adanya gagal panen ini. Untuk penjualannya dilakukan satu pintu kepada pengepul yang ada di Desa Ban,” jelas Semadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengaku sudah menerima laporan terkait petani gagal panen jambu mete. Petugas dari Dinas Pertanian sudah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Untuk penyebabnya kemungkinan karena cuaca yang terlalu panas sehingga bunganya banyak yang rontok. Ada juga beberapa tanaman yang daunnya juga ikut rontok sehingga tidak bisa berbuah,” ungkap Siki Ngurah. (DC/AP)