PEMULUNG NEKAT MENCARI SAMPAH DI TPA SUWUNG MESKIPUN API MASIH BERKOBAR

LOKADEWATA, DENPASAR – Beberapa pemulung di TPA Suwung, Denpasar, Bali, nekat bekerja meskipun ada larangan memasuki TPA untuk sementara waktu. Larangan tersebut menjadi imbas dari kebakaran di TPA Suwung sejak Kamis (12/10).

Salah satu pemulung di TPA Suwung, Hosen (47), mengatakan hal tersebut ia lakukan karena terpaksa demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pria asal Bondowoso ini mengaku telah mengetahui soal larangan berkegiatan di TPA Suwung tersebut.

“Sebenarnya tidak boleh karena ini kan bahaya soalnya api. Cuma kami kalau tidak ngintip-ngintip kerja, buat belanja masak susah, mau beli rokok (belinya pakai) apa? Kalau ada petugas ya kami pulang saja,” terang Hosen ditemui di TPA Suwung, Rabu sore (1/11).

Hosen menuturkan akibat kebakaran di TPA Suwung, ia tak bisa memulung selama kurang lebih 20 hari. Selama waktu tersebut, Hosen dan istrinya hanya mengandalkan bantuan sembako dari pemerintah untuk hidup sehari-hari.

Selain itu, Hosen mengaku untuk membeli rokok pun harus berutang. “Kalau sebelum kebakaran bisa dapat (penghasilan) Rp 100 ribu per hari. Kalau ada rejeki lebih ya bisa lebih. Tidak tetap,” akunya.

Hosen telah menggeluti profesinya sebagai pemulung selama satu tahun terakhir. Ia berharap agar kondisi di TPA Suwung dapat segera pulih seperti semula. Sehingga ia dan pemulung lainnya dapat bekerja seperti biasa.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Denpasar Ardy Ganggas (58) menegaskan sampai saat masyarakat umum tidak diperbolehkan untuk memasuki area TPA Suwung. Hanya petugas dengan menggunakan proteksi seperti masker yang diperbolehkan memasuki TPA Suwung.

“Karena kita ketahui daerah ini daerah yang sangat rawan terhadap masalah gangguan pernafasan. Hasil survei tingkat pencemaran ini kan sangat tinggi sekali. Oleh sebab itu, kami tidak menginginkan ada warga umum memasuki wilayah ini,” terang Ardy.

Menurutnya, larangan tersebut berlaku hingga kondisi TPA Suwung benar-benar dalam kondisi normal dan tak ada lagi asap akibat kebakaran. “Jangankan asap, kalau aktivitas sehari-hari saja kita tahu kalau ini tempat pembuangan sampah berarti ada B3 di sana. Ada limbah beracun di sana apalagi terjadi kebakaran,” tutur Ardy.

Ia mengatakan BPBD akan memberikan edukasi serta informasi apabila menemukan pemulung yang masih berkegiatan di TPA Suwung dalam kondisi saat ini. “Kami tahu mereka hidup dari sana. Tapi, untuk sementara waktu kami tidak menginginkan mereka beraktivitas mencari makan di area steril di sini,” imbuhnya. (DC/AP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *