LOKADEWATA, KARANGASEM – Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur mencatat sekitar 1.048 hektare hutan lindung di lereng Gunung Agung terdampak kebakaran dalam sebulan terakhir. Luas lahan yang terbakar tersebut berpotensi terus bertambah di tengah musim kemarau berkepanjangan.
Kalaksa BPBD Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengungkapkan titik api di lereng Gunung Agung hingga saat ini belum bisa dipadamkan secara tuntas. Karena itulah, sejumlah personel masih terus melakukan pemantauan di lokasi.
“Api belum bisa padam secara tuntas. Contoh saat pagi hari tidak terlihat ada titik api, tapi siangnya kembali muncul,” kata Arimbawa, Jumat (27/10).
Bahkan, Arimbawa melanjutkan, api sempat kembali membesar pada Kamis (26/10). Petugas pun kembali berjibaku melakukan pemadaman secara manual dengan membuat sekat bakar. Upaya tersebut diharapkan bisa mencegah kobaran api menjadi lebih luas lagi.
Arimbawa tak menampik medan menuju lokasi kebakaran di lereng Gunung Agung sulit dijangkau. Adapun, 1.048 hektare hutan lindung yang terbakar di lereng Gunung Agung tersebut terbagi ke dalam dua wilayah, yaitu 625 hektare di wilayah RPH Kubu dan 423 hektare di wilayah RPH Daya.
“Kami melakukan pemantauan untuk memastikan agar api tidak sampai merembet ke lahan produktif warga,” kata Arimbawa.
Arimbawa berharap hujan segera turun agar kebakaran di lereng gunung tertinggi di Bali itu bisa benar-benar padam. “Kami juga sempat mengusulkan ke BNPB untuk menggunakan sistem teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan, tapi belum ada kabar sampai saat ini,” tandas Arimbawa. (DC/AP)