LOKADEWATA, Denpasar- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster menerima kunjungan dari Bupati Bulukumba, Sulawesi Selatan Haji Andi Muhtar Ali Yusuf beserta Ketua Dekranasda Bulukumba Ny. Hj. Andi Herfida Attas, di Pameran IKM Bali Bangkit, Taman Budaya Denpasar, Selasa (13/12).
Mengawali sambutannya, Ny. Putri Koster menyampaikan apresiasi atas kunjungan dari Bupati Bulukumba beserta Ketua Dekranasda dan jajarannya ke Provinsi Bali khususnya ke IKM Bali Bangkit. Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menyampaikan, pameran IKM Bali Bangkit mulai dilaksanakan pada 2021. Pada saat itu pandemi covid-19 melanda dunia dan berimbas sangat signifikan terhadap perekonomian Bali termasuk di dalamnya para perajin. Pameran ini memberi ruang secara gratis kepada para perajin untuk memamerkan hasil kerajinannya sepanjang tahun. Di samping itu wadah kecil ini juga kami gunakan sebagai tempat untuk melakukan pengawasan dan pembinaan kepada para perajin baik terkait peningkatan sumber daya manusia, peningkatan mutu kerajinan serta pemasaran produk.
Bunda Putri menambahkan, dari pelaksanaan pameran ini di samping para perajin tetap bergeliat di tengah sulitnya ekonomi akibat pandemi, Dekranasda Provinsi Bali juga menemukan berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi oleh para perajin yang salah satunya adalah beredarnya kain tenun di pasaran yang tidak ditenun oleh perajin Bali melainkan di tenun di luar Bali. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Tidak saja peredaran uang mengalir ke luar Bali tetapi hal ini juga mengancam keberlangsungan para perajin. Jika dibiarkan perajin menjadi malas menenun karena produknya tidak laku di pasaran dan pasar akan dipenuhi dengan hasil tenun dari luar dan akhirnya lama kelamaan tidak ada lagi penenun dan warisan leluhur kita akan hilang.
Untuk itu melalui pameran ini kami mengedukasi baik para pelaku UMKM maupun pembeli untuk menjual produk tenun yang ditenun oleh para penenun kita dan demikian pula pembeli untuk selalu membeli produk produk tenun yang ditenun asli oleh perajin Bali. Dengan demikian, para perajin akan bergeliat, semakin kreatif dan kesejahteraan para perajin meningkat dan ekonomi Bali juga semakin baik.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menambahkan, dari pelaksanaan pameran yang berlangsung sepanjang tahun, hasil yang didapatkan para perajin sangat signifikan. Di tahun 2021 tercatat selama satu tahun omzet penjualan mencapai Rp 20 miliar atau rata-rata 2 miliar per bulannya.
“Hal ini tentu saja memberi angin segar bagi para perajin dan mematik semangat mereka untuk terus berkarya dan berkreativitas sekaligus melestarikan apa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Baik para perajin maupun para pelaku UMKM selalu kami ingatkan untuk menjual produk yang berkualitas dengan harga yang pantas,” katanya.
Di hadapan Bupati Bulukumba beserta jajarannya, wanita multitalenta ini juga menyampaikan bahwasannya Pemerintah Provinsi Bali saat ini tengah melakukan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang nantinya akan memiliki fasilitas convention center yang dilengkapi dengan ruang pameran kerajinan, tidak hanya kerajinan Bali yang bisa berpameran disana nantinya, tetapi kerajinan dari seluruh wilayah Nusantara.
Kami ingin Pusat Kebudayan Bali menjadi etalasenya produk kerajinan Nusantara. Tenun harus ditenun di daerah asal, dipasarkan ke seluruh Nusantara dan dipakai seluruh dunia. Dengan demikian menenun akan menjadi pekerjaan yang bergengsi dan menjanjikan yang dapat memberi penghasilan dan kesejahteraan bagi penenunnya sehingga ke depannya kerajinan bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah di samping pariwisata dan pertanian. (FID/LOKA)
Komentar