HADIRI PERINGATAN HKN KE-56, SEKDA BALI: DISIPLIN ADALAH KUNCI DARI KESEHATAN MELAWAN COVID-19

DENPASAR, LOKADEWATA.COM—    Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra selaku Ketua Harian Satgas Covid-19 Provinsi Bali memberi apresiasi terhadap kinerja tenaga medis dalam perjuangan menangani pasien positif Covid-19 yang mewabah sejak bulan Maret lalu. Apabila sistem penanganan Covid-19 kita naik kepada masyarakat, maka secara otomatis Bali dengan tenaga medis yang handal dan tulus dalam menjalankan profesionalitasnya akan mampu membangkitkan kepercayaan dunia. Mengingat Bali yang ditopang oleh pariwisata sebagai mesin perekonomianya. “Tenaga kesehatan jangan sampai sakit, karena jika sampai sakit berarti kepercayaan masyarakat juga akan semakin menurun terhadap penanganan Covid-19”, ungkap Dewa Indra disela sambutannya saat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56, di Agung Room Bali Beach, Denpasar, Sabtu (14/11).

Penanganan Covid-19 di Bali secara umum adalah penanganan terbaik di Indonesia dengan tingkat kesembuhan pasien mencapai 91,83% dan persentase kematian 3,21%. Meskipun begitu, tenaga medis harus tetap semangat dan menjaga kukuatan imun tubuhnya agar tetap fit menjalani tugas dan tanggung jawab profesinya. “beri mereka semangat, karena selama ini para dokter dan perawat sudah bekerja dengan baik tanpa memperhitungkan dirinya. Mari kita hargai pengorbanan tenaga medis dan teman-teman instansi lainnya, karena tanpa kerjasama yang solid penanganan Covid-19 tidak akan seperti saat ini”, imbuh Dewa Indra.

Tenaga medis bisa ditempatkan di garda mana saja, sesuai fungsi dan tugasnya, dari hulu hingga hilir. “Jika mereka sedang menjalankan profesinya saat melakukan Tracy, testy, edukasi dan sosialisasi maka tenaga medis itu sedang berada di garda terdepan. Jika mereka sedang menjalankan tugasnya dalam penanganan pasien Covid-19 saat di karantina dan merawat pasien maka tenaga medis sedang berada di garda tengah, namun jika mereka sedang menjalankan perawatan bagi pasien Covid-19 di rumah sakit maka mereka sedang berada di garda belakang”, tambah Ketua Harian Satgas Covid-19 Provinsi Bali Dewa Indra.

Selama hampir sembilan (9) bulan tenaga medis baik dokter dan juga perawat sudah berkontribusi sangat besar dalam penanganan Covid-19, beberapa indikator yang terlihat jelas adalah tingkat kesembuhan pasien Covid-19 yang baik, tingkat kesehatan yang terinfeksi masih tergolong kecil dan karantina yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang aman dengan penerapan protokol kesehatan disiplin.

Sesuai data BPS, Bali yang 54 % nya hidup dari mesin pariwisata pada triwulan ketiga mengalami kontraksi ekonomi mencapai (-12,28%) akibat pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih mewabah di seluruh dunia. “Pemulihan ekonomi saat ini tergantung dari tingkat kesembuhan dan penanganan Covid-19 yang kita lakukan, jika penanganan yang baik dengan kecakapan dan komitmen yang konsisten maka potensi kepercayaan dunia terhadap Bali diyakini akan segera pulih.

Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara memang masih belum tinggi. Itu bukan karena mereka tidak percaya terhadap penanganan Covid-19 di Bali, tetapi karena negara merekalah yang belum membuka penerbangan untuk datang ke negara lain, termasuk Indonesia dan juga Bali.

Selama ini Bali memang tidak mengikuti semua standar atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat termasuk lock down dan juga PSBB. Karena berbagai dampak tentu menjadi pertimbangan yang harus difikirkan lebih matang. Jika sebagian besar pelaku pariwisata mengalami dampak mulai dengan dirumahkan dan tidak menghasilkan akibat hotel dan restoran ditutup, para petani dan pemasok sayuran serta buah juga mengalami dampak yang tidak terserap lagi oleh hotel dan restoran sehingga secara otomatis mereka juga tidak ada penghasilan. Serta merta kondisi ini juga mempengaruhi sejumlah orangtua yang masih memiliki anak anak sekolah. Semua ini akan berimplikasi antar satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu langkah untuk lock down dan PSBB tidak perlu dilakukan di Bali, karena masyarakat Bali masih memerlukan ruang untuk memutar ekonomi mereka dan bekerja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menambahkan agar masyarakat Bali turut serta menciptakan lingkungan yang sehat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sehingga ruang untuk penularan dan penyebaran Covid-19 dengan kluster baru dapat terhindari. (AG/LOK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *