DENPASAR, LOKADEWATA.COM—Pemerintah Provinsi Bali, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali. Diinformasikan bahwa saat ini jumlah kumulatif pasien positif sebanyak 380 orang, terdapat penambahan 6 orang WNI lagi, yang terdiri dari 2 Imported Case dan 4 orang Transmisi Lokal. Sementara untuk jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 284 orang ada penambahan 4 orang WNI lagi. Hal ini disampaikan oleh Dewa Made Indra selaku, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, pada Jumat (22/5/20).
Tak hanya itu, Dewa Made Indra juga menginformasikan bahwa jumlah pasien yang meninggal tidak ada penambahan, tetap sejumlah 4 orang. Sementara untuk jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) ada 92 orang yang berada di sejumlah rumah sakit dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT RS Nyitdah dan BPK Pering.
“Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh imported case (186 orang), terinveksi di daerah lain (31 orang) dan untuk transmisi lokal (155 Orang) dan WNA (8 orang). Untuk itu dimohon pengertian masyarakat untuk mematuhi peraturan dan lebh baik tetap di tempat. Masyarakat Bali yang akan mudik lebih baik mempertimbangkannya. Pengetatan ini tidak hanya dilakukan Pemprov Bali namun juga pemerintah daerah lain juga melakukan hal yang sama,” ungkapnya.
Bekerja dari rumah yang sudah cukup lama dilakukan, sehingga hal ini tentunya memberi dampak yang kurang positif bagi produktivitas dan perputaran perekonomian masyarakat, oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Bali secara perlahan akan berupaya untuk kembali memberikan akses beraktivitas bagi masyarakat, namun sesuai protokol Kesehatan harus tetap disiplin, agar tidak terjadi penularan dan penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat. Sehingga Bali bisa kembali produktif dan tetap aman dari Covid-19.
Ketua Harian Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengucapkan terimakasih kepada dewan pengurus agama yang ada di Bali yang sudah mensosialisasikan umatnya untuk merayakan hari besarnya untuk tetap dirumah, namun pihaknya tetap meminta kepada semua pihak yang ada di pulau Bali untuk bersatu padu menguatkan disiplin kita semua dalam penerapan protokol pencegahan COVID-19 yakni selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, membiasakan diri membawa hand sanitizer, menghindari keramaian, melaksanakan etika batuk/bersin, melakukan penyemprotan disinfektan pada tempat yang tepat, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita. Semakin kita disiplin dalam pelaksanaan pencegahan ini maka transmisi lokal penyebaran COVID-19 pasti bisa kita hentikan.
“Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, kami minta semua elemen masyarakat membantu dan bekerjasama dengan petugas survailans Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tracing contact untuk menemukan siapapun yg pernah kontak dekat dengan orang yang positif COVID-19 sehingga kita bisa menangani lebih awal orang-orang yang berisiko terinfeksi COVID-19 guna mencegah penyebaran berikutnya kepada orang lain,” imbuhnya.
Seperti yang telah diketahui bersama, Bali adalah salah satu daerah yang tidak menerapkan PSBB sehingga Aktivitasnya agak longgar jika dibandingkan daerah lain, namun pemerintah terus mengajak seluruh pihak untuk tetap disiplin mengingat masih ada angka transmisi lokal yang terus bertambah. Mengenai skema “new normal” oleh pusat, belum bisa dipastikan saat ini apakah Bali akan mengikuti skema ini karena kebijakan pemerintah yang sering berubah akan mengikuti dinamika yang terjadi akibat pertumbuhan kasus yang terjadi per harinya.
Adapun upaya untuk menangani transmisi lokal saat hari raya Idul Fitri yang akan datang yang berkaitan dengan aktivitas diluar rumah yang akan mengakibatkan lonjakan transmisi lokal. Antisipasi dilakukan dengan dibuatnya kesepakatan oleh dewan pengurus Masjid, Kepolisian dan pihak terkait untuk meminimalisir kegiatan masif di lapangan terbuka. Dan terkait kegiatan berbelanja maka Tim Gugus Tugas sudah mengirim surat edaran kepada toko modern dan pasar tradisional untuk menerapkan pemakaian masker bagi pembeli dan penjual, dan menganjurkan untuk tetap membawa hand sanitizer kepada masing-masing orang yang berada diluar rumah.
Sementara itu, mengenai pasien yang meninggal dan di bawa ke Lombok, Dewa Indra mengatakan bahwa pasien tersebut saat masuk ke rumah sakit tidak berstatus Covid-19 namun pasien mengalami penyakit jantung. Pasien adalah orang Bali yang menetap di Lombok dan pasien tersebut sebelumnya tidak memiliki riwayat Covid-19. (TG/LOKA)