DENPASAR, LOKADEWATA.COM—Pemerintah Provinsi Bali melalui Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali Dewa Made Indra menyampaikan perkembangan penanganan virus Covid-19 di Provinsi Bali. Diinformasikan bahwa saat ini 2 orang lagi dinyatakan sembuh setelah melalui 2 kali tes PCR dan SWAB. Hal ini disampaikan Dewa Made Indra di Kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali, Renon, Denpasar pada Rabu (15/4) petang.
Dua orang tersebut telah dinyatakan negatif Covid-19 setelah dua kali tes berturut-turut, dan keduanya sudah diperbolehkan pulang. Hasil ini juga berarti secara komulatif ada 23 orang yang telah sembuh, yang terdiri dari 19 WNI, 4 WNA.
Sementara jumlah kumulatif pasien positif saat ini sebanyak 98 orang, yang terdiri dari 7 WNA dan 91 orang WNI. (Bertambah 6 orang WNI dalam bentuk 2 imported case PMI dan 3 orang transmisi lokal serta 1 orang diinvestigasi).
Dari 91 orang WNI yang positif dapat dirinci 63 orang merupakan imported case, terinfeksi di luar negeri dan 13 orang terinfeksi di daerah lain. Sedangkan 13 orang transmisi lokal atau terinfeksi di Bali atau melakukan kontak dengan orang yang positif di Bali. Sedangkan ada 2 positif yang masih diinvestigasi, karena yang bersangkutan belum bisa dipastikan dimana tepatnya dirinya terinfeksi.
Dalam kesempatan ini Sekda Dewa Indra juga kembali menegaskan bahwa stigma PMI sebagai pembawa penyakit sebagai hal yang keliru dan harus diluruskan sehingga tidak menimbulkan salah perspsi di masyarakat dan perlakuan diskriminatif terhadap mereka. “Ada stigma bahwa saudara-saudara kita PMI ini adalah pembawa penyakit. Ini tidak baik dan tidak benar. Karena mereka ini tidak pernah tahu dirinya telah terinfeksi atau dimana terinfeksinya,” ujar Sekda Dewa Indra.
Mengingat hampir semua PMI ini sudah melaksanakan prosedur yang ketat di tempat mereka bekerja, mendapatkan health certificate dan diwajibkan rapid test kembali di Bandara Ngurah Rai. “Jadi saya mohon kepada seluruh masyarkat Bali, janganlah diartikan seolah-olah PMI ini adalah orang-orang menakutkan, penolakan bahkan merembet kepada kelaurganya hingga desanya. Mereka ini semuanya sudah mengikuti prosedur dengan baik. Mereka berisiko memang benar, namun Gugus Tugas Provinsi Bali melaksanakan pemeriksaan ketat dan melakukan proses karantina dengan baik dan hasilnya beberapa sudah sembuh,” pungkasnya. (DD/LOKA)