GUBERNUR KOSTER UNGKAP APRESIASINYA KEPADA MASYARAKAT BALI YANG TELAH DISPLIN DAN TERTIB MENERAPKAN HIMBAUAN PEMERINTAH

DENPASAR, LOKADEWATA.COM — Terkait dengan pandemi COVID-19 yang dirasakam oleh masyarakat Bali, hingga mengakibatkan terjadi suatu perbedaan dalam pelaksanaan Hari Eaya Suci Nyepi tahun ini. Untuk itu Gubernur Bali Wayan Koster melakukan Wawancara Eksklusif terkait penanganan Covid-19 di Bali, di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Senin (30/3)

Rangkaian Hari Suci Nyepi tahun ini memang dalam suasana yang berbeda. Dimana pada tahun ini seluruh masyarakat Bali tengah menghadapi masalah penyebaran wabah Covid- 19. Jadi tidak  seperti (perayaan Nyepi, red)  biasanya. “Saya bersama PHDI dan Majelis Desa Adat mengeluarkan himbauan untuk membatasi tugas pelaksana upacara terkait Hari Nyepi, prosesi Tawur Kesanga, Pengerupukan, dll. Jumlah pesertanya dibatasi maksimal 25 orang dan astungkara  bisa dilaksanakan dengan disiplin. Ini Sangat baik dan patut diapresiasi kesadaran masyarakat dalam menjalankan himbauan kami,” jelas Gubernur Koster.

“Tak hanya itu, terkait pengarakan ogoh-ogoh yang biasanya meriah, tahun ini saya himbau juga untuk tidak melakukan pengarakan dan astungkara di lapangan, hampir semua desa adat tidak melaksanakan pengarakan. Padahal ogoh-ogoh tersebut telah dibuat secara kreatif dan inovatif oleh para yowana. Ternyata semua disiplin dan tertib melaksakan himbauan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih pada masyarakat dan para yowana di seluruh Bali,” tambahnya.

Pada tanggal 26 Maret lalu ada himbauan untuk tetap berada di rumah, kecuali untuk keperluan mendesak. Ternyata himbauan ini juga betul-betul dilaksanakan dengan disiplin, bahkan bupati/walikota merespon, dengan menjadikannya instruksi, sehingga (pelaksanaan, red) lebih kuat di lapangan. Nyaris seperti Nyepi. Responnya sangat baik, meskipun himbauannya diberikan dalam hitungan jam. “Sebagai Gubernur mewakili pemerintah dan pribadi mengucapkan Hari Suci Nyepi, semoga Nyepi tahun ini jadi momentum mewujudkn visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di masa yang akan datang,” pungkasnya. 

Kebijakan-kebijakan, serta berbagai upaya sudah dilakukan sejak munculnya wabah ini di Bali, dan bahkan sejak sebelumnya merebak di luar. Pemerintah Bali telah mengambil lngkah-langkah yang menurut hitungan hitungan Gubernur Koster cukup cepat. Yang pertama, Satuan Tugas (Satgas) dibentuk 10 Maret lalu yang dipimpin bapak Sekda ( Sekda Pemprov Bali Dewa Made Indra) guna melakukan upaya penanganan dan pencegahan. Dimana pada saat itu di Bali baru ada 1 kasus positif. “Jadi jika saya rasa kita di provinsi Bali sudah bekerja dengan baik dan cepat, didukung suatu kebijakan Bali Siaga Darurat Covid-19 sehingga semua upaya kita bisa dlksanakan secara cepat dan terarah. Apa-apa yang kita lakukan bisa lebih cepat dan baik serta lebih teorganisir,” ungkapnya.

Kita pun sebelumnya telah menunjuk 11 RS rujukan. Ada RS Sanglah, RS Bali Mandara serta RS-RS di Kabupaten yang memenuhi syarat. 88 kamar isolasi sudah disiapkan. Dengan adanya RS rujukan ini, pengelolaan pasien jadi lebih baik, tenaga medis siap dan astungkara hingga kini berjalan baik. “Saya mendapat banyak masukan positif, yang memandang perlunya RS  khusus untuk isolasi PDP dan penanganan Covid-19. Semua pasien akan diarahkan ke sana, Maka ditugaskan RS  PTN Udayana. Kita koordinasikan dengan pihak Unud. Ini penting agar virus ini tidak makin menyebar. Persiapannya sudah dilaksanakan dan diharapkan siap pada 7 April mendatang. Anggarannya sudah disiapkan melalui APBD untuk mendanai kebutuhan RS tersebut yang berjumlah Rp 45,9 Milyar rupiah dengan alokasi dana dari  belanja daerah yangg bisa dievaluasi, bahkan dihilangkan. Tidak ada keraguan, dan tim kerja siang malam untuk mnyiapkan segala sesuatunya,” jelas Gubernur Bali

Kebijakan yang sangat dan paling penting adalah himbauan agar masyarakat lebih banyak ada di ruumh. Mengurangi aktivitas di luar rumah kecuali  yang sangat penting. Astungkara berjalan lancar, hanya instansi pmerintah, eselon 1 -2, yang sifatnya pelayanan yang tetap masuk kantor. Aktivitas sudah sangat jarang. Juga himbauan untuk menutup obyek wisata, hiburan malam , kerumunan masyarakat dan meniadakan sementara kegiatan adat dan agama. Semuanya di bawah pemantauan polisi dan desa adat. Ini untuk mengurangi resiko penyebaran virus.

“Selalu saya ajak Satgas, PHDI, MDA ditambah Bupati, Walikota, DPRD  dan tokoh masyarakat. Masukan konstruktif tersebut sebagai acuan merumuskn kebijakan. Karena kebijakan apapun pasti berdampk pada masyarakat luas, jadi harus dikoordinasikan dengan Bupati/Walikota dan DPRD setempat. Namun seperti yang kita lihat bersama, Masyarakat Bali saya lihat kalau diberikan arahan tegas, bisa dijalankan dengan tertib. Sangat baik dan luar biasa menurut saya,” terangnya. 

Gubernur Koster menganggap di tengah upaya-upaya yang telah dilakukan bersama, semuanya perlu bersatu padu. Seluruh lembaga, tokoh masyarakat, harus bahu membahu menghadapi masalah ini. “Dalam konteks itu harus dilepas identitas-identitas subyektif pada hal tertentu. Politik atau partai politik. Jangan ada yang malah cari panggung, ambil kesempatan, ngomong seenaknya, sudutkan pemerintah, menyerang. Ini sangat tidak arif. Harusnya semuanya mengeluarkan sesuatu yang konkrit, apa yang dilakukan? Jangan malah kontra produktif. Ini masalah besar yang kita hadapi. Jangan malah cari panggung politik. Nanti pilkada atau pemilu silahkan, akan saya hadapi,” tegas Gubernur Koster

“Jangan nyinyir, salahkan orang, tapi diam tidak lakukan apa-apa. Pemerintah  disebut gabeng padahal kurang tegas apa lagi. Kebijakan yang dilakukan, tidak selalu harus diomongkan tiap menit cari popularitas. Untuk itu, saya mengajak pengamat, politisi, kalau tidak bisa melakukan apa yang bermanfaat mending diam. Saya lebih dahulu ambil kebijakan siaga darurat, bikin Satgas, jadi yang pertama di Indonesia. Semua terukur sesauai kewenangan. Masukan-masukan yang tidak bisa dijalankan, ada yang merupakan kewenangan pusat, bukan kewenangan saya sebagai gubernur. Sesuai kewenangan di daerah masing-masing. Secara optimal dan terukur. Saya mempertanyakn orang-orang yang mempertanyakan saya, apa bukti dari mereka? Apa yang mereka bisa lakukan?,” tegasnya.

Untuk itu, Gubernur Koster berharap semua warga disiplin, untuk menyelamatkan semua warga masyarakat Bali. Tertib dan disiplin pada arahan pemerintah, inilah satu-satunya cara. Diam di rumah, jaga kesehatan, konsumsi makanan sehat, jangan menganggap remeh. Bisa berdampak pada banyak orang. Jangan bengkung, egois dan benar sendiri.(TG/LOKA) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *