DENPASAR,LOKADEWATA.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kehadiran Menteri Agama Fachrul Razi dan membuka secara resmi penyelenggaraan Mahasabha X Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Pasramaan Widya Graha Kepasekan, Jalan Cekomaria, Denpasar, Rabu (25/12).
“Saya sempat menyatakan kepada Pak Menteri Agama, setelah dilantik Bapak bukan hanya Menteri untuk satu agama, tapi Menteri untuk semua agama yang ada di Indonesia. Astungkara hari ini beliau hadir bersama istri dan keluarga pula, untuk membuktikan akan mengayomi semua agama, dan ini mungkin pertama kalinya kegiatan pasemetonan dibuka Menteri Agama, biar tidak dibuka Gubernur terus,” kelakar Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Mahasabha MGPSSR saat ini merupakan yang kesepuluh, dilaksanakan tiap lima tahun sekali, berarti organisasi ini menurut Gubernur Koster sudah terbentuk 50 tahun. Sebuah ukuran usia yang sangat matang, dan tentunya penuh kesolidan dalam menjalankannya. Untuk itu Gubernur Koster berharap pasemetonan bisa memperkuat, mendukung dan ikut melaksanakan pembangunan skala nasional maupun di Bali.
“Pasemetonan Pasek merupakan yang terbesar di Bali, oleh karena itu saya berharap ikatan yang ada didalamnya dapat memperkuat pembangunan di Bali dengan ikut menyukseskan program-program pemerintah melalui visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali guna mewujudkan masyarakat Bali yang sejahtera dan harmonis secara sekala-niskala,” ujar Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini, seraya menyatakan masyarakat Bali secara keseluruhan sangat toleran dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 1945.
Senada dengan Gubernur Koster, saat diwawancarai awak media Menteri Agama Fachrul Razi bahwa memasuki usia emas pasemetonan MGPSSR sudah sepatutnya ikut serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa, tidak hanya pembangunan internal. Menjadi garda terdepan dalam menggalang persatuan dan kedamaian, untuk menjaga stabilitas bangsa.
“Yang dibutuhkan bangsa ini kan kerukunan umat beragama, suasana damai. Jika tidak ada kedamaian mana ada investor yang mau masuk. Kita harus kompak membangun bangsa, Bali ini bisa menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lainnya,” kata Fachrul Razi.
Lebih jauh, Fachrul Razi menjelaskan saat ini Indonesia tengah menghadapi beberapa peristiwa intoleran dan juga radikalisme, untuk itu ia berharap peran serta setiap masyarakat untuk menjaga persatuan dengan meminimalisir tindakan-tindakan yang menimbulkan perpecahan.
“Saya rasa ini tugas kita bersama, tugas semua agama, kita coba eliminasi peluang-peluang radikalisme itu, jika kita memang punya niat yang baik secara bersama-sama. Saya yakin itu bisa terlewati,” cetusnya.
Mahasabha yang di antaranya akan membahas kepengurusan baru dan kebijakan-kebijakan serta rencana strategis organisasi selama 5 tahun ke depan itu, menurut Fachrul Razi juga diharapkan siap menghadapi modernisasi tanpa meninggalkan kearifan lokal.
“Adanya perubahan pengurus maupun kebijakan baru, bukan berarti apa yang dilaksanakan sebelumnya buruk, tetapi lebih kepada evaluasi, konsolidasi untuk menumbuhkan konsep-konsep baru dalam memajukan organisasi dan kemajuan daerah. Dan kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global tanpa meninggalkan dimensi tradisional,” pungkasnya yang kala itu turut didampingi sang istri.
Pada kesempatan tersebut tampak hadir pula Anggota DPD RI Made Mangku Pastika, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana, dan undangan lainnya. (GN/LOKA)