Gubernur Koster Ingin Proyek Investasi Memberikan Manfaat Lebih Tenaga Lokal

DENPASAR, LOKADEWATA.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menginginkan agar pengusaha serta tenaga kerja lokal mendapatkan lebih banyak manfaat ekonomi dari berbagai proyek dan investasi yang dibangun di Bali.

“Manfaat yang diperoleh selama ini, menurut saya masih kecil, dan pengusaha serta tenaga kerja lokal kita tidak banyak menikmati. Ke depan harus berubah. Harus ada manfaat lebih secara ekonomi,” tegas Gubernu Koster saat menerima audensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Bali di Ruang Tamu Gubernur Bali, Renon, Denpasar pada selasa (28/5) pagi.

Supaya hal itu terealisasi, Koster menyatakan, pihaknya sedang merumuskan regulasi beserta sistem yang nantinya mampu melindungi pelaku usaha dan tenaga kerja lokal. Dengan begitu, diharapkan pengusaha dan tenaga kerja lokal mampu memanfaat potensinya secara lebih maksimal di tengah membanjirnya pelaku usaha hingga tenaga kerja dari luar Bali.

“Kalau terus dibiarkan lama-lama bisa tergerus, harus diproteksi dengan baik,” tegas Gubernur kelahiran Sembiran, Buleleng ini.

Pun halnya dengan proses lelang proyek pembangunan di daerah harus lebih banyak melibatkan orang lokal. “Perusahaan luar misalnya harus menggandeng orang lokal. Bermitra. Jadi ada keberpihakan pada warga lokal,” terangnya.

Sementara itu, kertua LPJK Bali IB Nyoman Sudewa menegaskan peran lembaganya untuk mendukung tugas-tugas pemerintah dengan anggotanya yang terdiri dari berbagai unsur.

“Ada unsur asosiasi, profesi, pemerintah serta perguruan tinggi yang siap membantu pemerintah khususnya di sektor yang menyangkut bidang kontruksi,” kata Sudewa.

Ditambahkannya, saat ini LPJK sedang gencar mengembangkan penelitin di sektor kontruksi serta memberikan sertifikasi kepada para pelaku jasa kontruksi khususnya di Bali.

“Karena tujuannya adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten dengan sertifikasi, serta memberikan garansi akan produk yang berkualitas dan pengerjaan proyek yang tepat waktu,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Made Gede Suryanatha, selaku Sekekretaris Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengatakan, selain tenaga kerja, arsitektur dengan ciri khas Bali juga perlu mendapat perhatian supaya tetap lestari.

“Boleh saja bangunannya modern, namun nafasnya tetap arsitektur khas Bali,” katanya. (PSB/MT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *